Kembali lagi ke judul, terkadang sekilas kita mengingat kata guru di smp bahwa alam diciptakan untuk manusia dan manusia harus menjaga alam tersebut. Dari sini, kelihatan bahwa ada siklus ketergantungan yang tanpa tujuan. Apakah Tuhan menciptakan ini untuk mengisi waktu hampaNya? atau Tuhan memiliki tujuan tertentu? klo ya, apa tujuan Tuhan?
Ok beberapa jawaban yang saya dapat dari internet, langsung aja ya.
Pertama
(Oleh Ahmet Cemiloglu)
Saya kira Santo Agustinus akan menjawab begini: "Tujuan Tuhan menciptakan semua ini adalah untuk memasukkan orang-orang seperti anda ke dalam neraka"
Hehehehe, tetapi saya tidak.
Jika yang anda inginkan jawaban yang rasional, maka inilah jawaban saya:
Pertama, anda menyatakan bahwa ada siklus ketergantungan dalam fenomena penciptaan ini. Itu benar, tapi bukan berarti tanpa tujuan.
Alam diciptakan untuk manusia, karena manusia tidak dapat hidup tanpa alam. Manusia tidak bisa hidup tanpa makan, tanpa buang air, tanpa air dan dengan segala "tanpa" yang lainnya. Mengapa? Karena manusia pada dasarnya lemah. Buktinya, manusia bahkan tidak bisa hidup tanpa udara yang ukurannya sangat kecil sekali, bahkan lebih kecil dari ketombe yang ada di rambut anda. Dan itu terbukti.
Demikian juga, manusia diciptakan untuk alam semesta. Hubungan manusia dengan alam semesta ada dua: merusak alam dan menjaga alam. Mengapa? Karena karakter manusia itu berbeda-beda. Tidak ada yang sama. Apa yang ada di dalam kepala kita belum tentu sama dengan yang ada di dalam kepala orang lain. Sementara sebagian manusia membuat kerusakan, sebagian yang lain akan berusaha menjaganya. Dan itu pun terbukti.
Kedua, mengapa Tuhan menciptakan ini semua? Apakah untuk mengisi waktu hampa-Nya? Menurut saya, segala yang dilakukan Tuhan itu bukan untuk mengisi waktu hampa-Nya, karena "waktu" pun adalah bagian dari ciptaan-Nya. Ya, sesuatu yang kita sebut "waktu" tersebut juga merupakan ciptaan-Nya. Dengan kata lain, jika waktu adalah ciptaan Tuhan, mungkinkah aktivitas manusia yang biasa disebut dengan "mengisi waktu luang" juga berlaku bagi Tuhan? Jika ya, berarti itu bukan Tuhan.
Jadi apa tujuan Tuhan menciptakan manusia dan alam semesta ini? Tentu saja tujuannya adalah agar sifat-sifat ketuhanan-Nya tidak batal. Karena mustahil jika Tuhan membatalkan sendiri sifat ketuhanan-Nya. Saya akan jelaskan dengan logika sederhana yang saya miliki:
1) Tuhan itu Pencipta, bahkan Maha Pencipta (subjek). Jika Ia tidak menciptakan apa pun (obyek), bagaimana mungkin Ia bisa disebut sebagai Pencipta?
2) Tuhan adalah sesuatu Yang disembah. Jika Tuhan tidak tidak menciptakan sesuatu yang menyembah-Nya, bagaimana Ia dapat disebut Tuhan. Siapa yang akan menyembah-Nya?
3) Menurut yang saya tangkap, secara tersirat anda berpikiran bahwa tidak sepatutnya Tuhan menjadikan kita sebagai budaknya karena kita merupakan bagian dari-Nya. Menurut pandangan saya, sah-sah saja Tuhan memperlakukan kita sebagai budaknya. Mengapa? Karena Dia yang menciptakan kita.
Seperti halnya tangan kiri anda yang selalu anda pakai untuk cebok (membersihkan kotoran anda). Pernahkah tangan kiri anda protes kepada anda? Tidak. Padahal tangan kiri anda merupakan bagian dari diri anda. Ingat, tangan kiri anda tersebut pun bukan ciptaan anda.
Kedua
(Oleh B.C)
Tuhan menciptakan alam semesta untuk menggenapi rencana dan rancangannya. Bisa dibilang, sejak awal bumi terbentuk sampai akhir zaman kelak itu semua termasuk dalam cerita panjang karangan tuhan. Dan untuk menstabilkan rencana dan rancangannya, tuhan menciptakan pula aturan yang bersifat kekal, universal, dan kokoh yang bernama aturan hukum sebab-akibat/karma di dunia. Lucu kan jika sebuah mahakarya drama ataupun cerita tidak ada pergolakan emosi naik-turun? semisal hanya tertawaaa terus dari awal sampai akhir. Ataupun sebaliknya, sedihhh terus dari awal sampai akhir. Tentang hidup anda yang kadang suka menyakitkan, cobalah berpikir dan merasakan bahwa apa yang sekarang sedang terjadi pada anda itu termasuk siklus emosi dalam kehidupan. Sekarang anda sakit, cepat atau lambat anda akan bahagia. Bukankah sebelum anda sakit anda merasakan bahagia kan?
Ketiga
(Oleh http://hakadosh.wordpress.com <Kristen>)
Pertanyaan pertama saya ketika memasuki gerbang ‘kemerosotan’ iman adalah…
Kenapa Allah menciptakan alam semesta ini?
dan kesimpulan saya yang pertama adalah…. “Kesalahan pertama Allah adalah Ia menciptakan alam semesta ini”.
Jika tidak ini, maka tidak itu….
Dan pada ujungnya, tak satupun realita yang dapat saya sentuh. Sebab jika saya tidak mengucapkan “A”, maka bagaimana dengan “B” yang diucapkan yang lain. Imaginasi tidak akan pernah sama sekali menyentuh realita, jika selalu bertanya demikian.
Jika saya tidak ada, lalu apakah yang akan diperbicangkan oleh “para bos” di Qatar, sewaktu saya ditanya: “Bagaimana seh Indonesia?”
Jika saya tidak ada, lalu apakah yang akan mengisi hakadosh.wordpress.com? ada ? atau malah orang lain yang akan mengisinya dengan isi dan makna yang berbeda? atau mungkin tidak ada.
Jika saya tidak ada, apakah TUHAN juga tidak akan ada?
dan……..
penghargaan yang sangat sedikit, sangat merah, terhadap nilai t=0, itulah akar permasalahannya. Saya bermasalah, maka masalah yang dibuahi dengan imaginasi akan melemparkan masalah ke sekitarnya, dan karena kita merasa harus benar, maka sekitar menjadi sumber masalah… dan lebih parah lagi, karena jawaban sudah sedang ada sedari dulu di setiap lekuk badan, di setiap tarikan nafas, di setiap amarah yang membubung tinggi… bahwa pertanyaan “Mengapa” adalah pertanyaan keputusasaan, pertanyaan yang datang dari beban yang berat. Keputusasaan hanya bisa dilegakan dengan jawaban.
Dan dengan hati yang mau menerimalah kelegaan diterima, dan kita mau menerima kalau ada kerendahan hati.
Sebab tak satupun jawaban bisa memuaskan kalau kita selalu berkeras menolaknya. Dan tanpa alasan tertentupun kita sering menolak yang baik, dan dengan rahasia sorgawi pertengkaran-pun sering terjadi.
Mari melihat diri sendiri, bahwa kita-pun tidak mengenal diri sendiri sepenuhnya, bahkan terkadang kita tidak tahu apa yang kita ucapkan, bahkan tidak semua apa yang kita miliki dapat kita mengerti, masakah aku harus mengerti penuh TUHAN?….. kurang ajarnya…
Dan hati yang keras, hati yang kurang ajar, hati yang sombong, hati yang tidak mau menerima didikan adalah hati yang tidak mau memuliakan TUHAN, meremehkan keagungan TUHAN…. inilah pola Iblis yang bekerja di hati para atheis, para penyesat, dan sering digunakan para agamawan menyerang agamawan yang lain…
Jadi bagaimanapun Allah itu tak terhingga... Begitupun juga alam semesta tak terhingga.. Baik dari segi energi, waktu dan ruang.. Dan lain-lain yg tak terhingga ada pada Allah dan alam semesta.. Tak mungkin bagi manusia untuk dapat melihat atau mengukur bahkan membandingan sesuatu yg tak terhingga.. Tuhan tidaklah berada pada alam semesta,.. sehingga ukuran kadar logika (aqal) manusia tidak bisa menjangkau wujud Tuhan.... dan dengan itu pula manusia tidak bisa menakar dengan kemampuan akalnya.. adapun yang bisa ditempuh oleh logika adalah sebatas keberadaannya atau eksistensi bahwa Tuhan itu ada dengan Kekuatan yang dimilikiNYA... Karena kehidupan umat manusia bagaikan satu kilatan lampu blitz.. Hanya seperjuta detik diantara puluhan ribu hari hidup manusia.. Tapi sebagai umat beragama sudah selayaknya manusia menempatkan Allah diatas segalanya.. Bumi akan hancur.. Manusia akan musnah.. Saat itu alam semesta tetap bergerak.. dan Allah tetap bekerja.
(Berbagai Sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar